Rumus Account Receivable Turnover

Account receivable turnover dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih (yaitu penjualan yang dilakukan secara kredit) dengan rata-rata piutang (rata-rata jumlah piutang selama periode tertentu). Penjualan bersih adalah total penjualan setelah dikurangi produk yang dikembalikan oleh buyer, penjualan kredit, dan potongan penjualan.

Rata-rata piutang dihitung dengan menjumlahkan piutang awal dan akhir selama periode waktu tertentu, biasanya bulanan, triwulanan, atau tahunan). Jumlah tersebut kemudian dibagi 2 (dua) untuk mendapatkan rasio keuangan yang akurat. Adapun, account receivable turnover sebagai berikut:

Penjualan Kotor – Pengembalian – Penjualan Kredit = Penjualan Bersih

(Piutang Awal + Piutang Akhir) ÷ 2 = Rata-Rata Piutang

Penjualan Kredit Tahunan Bersih ÷ Rata-Rata Piutang = Perputaran Piutang

Perputaran piutang dalam hari:

Rasio Perputaran Piutang ÷ 365 = Perputaran Piutang (dalam hari)

Dalam pemodelan keuangan, rasio perputaran piutang digunakan untuk membuat proyeksi neraca. Untuk mengetahui rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan pelanggan untuk membayar penjualan kredit, rasio tersebut dibagi dengan 365 hari.

Saldo piutang didasarkan pada rata-rata jumlah hari penerimaan pendapatan. Pendapatan setiap periode dikalikan dengan hari perputaran dan dibagi dengan jumlah hari dalam periode tersebut.

Baca Juga: Account Receivable: Definisi, Manfaat, Hingga Resikonya

Evaluasi Kebijakan Pengembalian dan Retur

Kebijakan pengembalian yang efektif dapat menghindari penumpukan persediaan karena barang yang dikembalikan. Evaluasi dan sesuaikan kebijakan pengembalian Anda untuk meminimalkan dampak negatif terhadap rasio perputaran persediaan.

Penentuan Kuantitas Pesanan yang Optimal

Gunakan model perhitungan ekonomi pesanan (economic order quantity/EOQ) untuk menentukan jumlah pesanan optimal yang mengurangi biaya penyimpanan dan pemesanan. Hal ini membantu mencapai keseimbangan antara biaya persediaan dan biaya pesanan.

Penetapan Harga yang Strategis

Pertimbangkan strategi penetapan harga yang dapat meningkatkan margin keuntungan tanpa mengorbankan daya tarik pelanggan. Evaluasi dampaknya terhadap rasio perputaran dan keuntungan keseluruhan.

Peningkatan Kerjasama dengan Pemasok

Jalin kerjasama yang baik dengan pemasok untuk meningkatkan efisiensi rantai pasokan. Diskusikan kemungkinan diskon volume, pengiriman yang fleksibel, dan pembaruan stok yang lebih cepat.

Cara Optimasi Inventory Turnover

Optimasi Inventory Turnover melibatkan sejumlah strategi untuk meningkatkan efisiensi manajemen persediaan tanpa mengorbankan ketersediaan produk atau keuntungan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengoptimalkan Inventory Turnover:

Pengertian Inventory Turnover Ratio

Inventory Turnover Ratio mengukur seberapa efisien perusahaan dalam mengelola persediaan barangnya. Rasio ini dihitung dengan membagi biaya barang yang dijual oleh nilai rata-rata persediaan selama periode tertentu. Dalam formula sederhana, Inventory Turnover Ratio = Biaya Barang yang Dijual / Rata-rata Persediaan.

Baca juga: Just in Case Inventory adalah (JIC): Arti, Cara Kerja, Strategi Optimasi

Tujuan dan manfaat rasio perputaran piutang

Beberapa tujuan rasio perputaran piutang:

Baca juga: Waspadalah, jangan biarkan 4 account receivable ini terjadi pada Anda

Berikut adalah manfaat yang diperoleh dari rasio perputaran piutang:

Contoh perhitungan rasio perputaran piutang:

Diketahui perusahaan A memiliki data laporan keuangan sebagai berikut:

Fungsi Account Receivable Turnover

Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover) memiliki beberapa fungsi penting dalam analisis keuangan perusahaan. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari rasio ini:

Fungsi utama dari Account Receivable Turnover adalah untuk mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan dalam mengelola dan mengumpulkan piutangnya dari penjualan kredit. Semakin tinggi rasio ini, semakin cepat perusahaan dapat mengumpulkan piutangnya, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki sistem pengelolaan piutang yang efisien.

Rasio perputaran piutang juga dapat digunakan untuk menilai kebijakan kredit perusahaan. Jika rasio ini tinggi, hal itu bisa berarti bahwa perusahaan menerapkan kebijakan kredit yang ketat dan hanya memberikan kredit kepada pelanggan dengan risiko kredit yang rendah. Sebaliknya, jika rasio ini rendah, hal itu bisa menunjukkan bahwa perusahaan memberikan kredit kepada pelanggan dengan risiko kredit yang tinggi.

Dengan memahami seberapa cepat piutang dapat dikumpulkan, manajemen dapat mengatur arus kas perusahaan dengan lebih efisien. Rasio perputaran piutang dapat membantu manajemen dalam merencanakan kebutuhan kas, mengidentifikasi masalah likuiditas yang potensial, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki manajemen kas.

Perubahan dalam rasio perputaran piutang dari waktu ke waktu dapat membantu manajemen dalam mengidentifikasi tren dan masalah potensial dalam manajemen piutang. Misalnya, penurunan tajam dalam rasio ini bisa menunjukkan masalah dalam proses pengumpulan piutang atau masalah dengan kualitas kredit pelanggan.

Rasio perputaran piutang juga dapat digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan industri dan pesaing. Dengan membandingkan rasio ini dengan perusahaan sejenis atau industri secara keseluruhan, manajemen dapat menilai apakah perusahaan mereka berkinerja di atas atau di bawah rata-rata industri dalam pengelolaan piutang.

Dengan memahami seberapa cepat piutang dapat dikumpulkan, manajemen dapat menilai potensi risiko piutang yang terkait dengan pelanggan tertentu atau sektor bisnis tertentu. Perusahaan dapat mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko piutang seperti memperketat kebijakan kredit atau meningkatkan pemantauan piutang.

Mau jadi Product Manager? Baca panduan lengkap Product Manager berikut.

Dengan memahami fungsi-fungsi dari Account Receivable Turnover, manajemen dapat menggunakan rasio ini sebagai alat yang berguna dalam analisis keuangan dan pengambilan keputusan bisnis. Rasio perputaran piutang dapat memberikan wawasan yang berharga tentang efisiensi operasional perusahaan dan membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja keuangan secara keseluruhan.

Ketahanan Terhadap Perubahan Pasar

Dengan memiliki ITR yang tinggi, perusahaan dapat lebih responsif terhadap perubahan pasar dan tren konsumen. Ini membantu dalam menghindari kelebihan persediaan yang dapat menjadi beban finansial.